fine art nonot s merupakan media informasi dari hasil kontemplasi dan inspirasi yang divisualkan dalam bentuk rupa;lukisan,sketsa, drawing,dan apa-apa yang menyangkut karya visual art.
Rabu, 23 Mei 2012
fine art nonot s: LUKISAN HADRATUSSECH KH.MOH. HASYIM ASY'ARI KARYA NONOT SUKRASMONO.
PELOPOR SENI RUPA SURABAYA DALAM CATATAN SAYA.
WIWIK HIDAYAT(alm)
Lahir di Jember 22 April 1923
Ia bersama-sama dengan Karyono dan Bandarkum mendirikan kelompok"prabangnkara" pada thn 1950,danpada tahun 1967 mendirikan "Sanggar Puring" Surabaya bersama Karyono dan Teja Suminar,Wiwik Hidayat hidupnya lebih banyak diabdikan pada Seni Rupa sehingga dia baru bisa berpameran tunggal pada thn 1971, disamping sebagai pelukis juga aktif di dunia JUrnalistik.
SUDIBIO (Alm)
Lahir di Madiun 17 Juni 1912
Pada tahun 1940. Ia menjadi anggota PERSAGI di jakarta. Tahun 1946 beersama-sama dengan S Soejojono, Trisno Sumardjo,Sunindyo dan D Soeradji mendirikan Seniman Indonesia Muda (SIM) di madiun.Pada tahun 1967 ia menggabungkan diri dengan"Sanggar Puring" Surabaya,bersama Wiwik Hidayat,Karyono, dan Teja Suminar.
Tahun 1970 ia hijrah ke Surakarta,menjadi anggota Himpunan Budaya Surakarta (HBS).pameran bersama pada tahun 1976 di TIM.
NURDIN BS (Alm)
Lahir di Padang Sum Bar 10 Oktober 1915 ,Ia bersekolah di INS( Indische Nederlandse Scool) Kayu Tanam.Setelah penyerahan kedaulatan pada tahun 1950 ia mulai melukis dibawah bimbingan Wakidi.Tahun 1953 ia menerima undangan dari Sticusa Amsterdam untuk mengunjungi negeri Belanda,dimana ia dapat kesempatan untuk belajar pada Eeldijk-Jeroel Voskuil di Amsterdam sampai tahun 1955. Sekembali di tanah air, ia mengadakan pameran tunggalnya yang pertama di Jakarta.
Tahun 1960 Nurdin bekerja di Ratatex sebagai Disainer.Pada tahun itu juga nurdin pindah ke Surabaya.
Pada masa inilah pameran bersamanya dengan Dr. Murdowo,Wiwik Hidayat, dan Wang Fong diselenggarakan. Tahun 1967 ia berpameran bersama dengan pelukis Surabaya dan tahun itu juga ia mendapat penghargaan piagam Seni Lukis dari Pemerintah Jawa Timur. Pada tahun 1974 ia kembali ke Jakarta dan ikut pameran bersama 14 pelukis di TIM.
KRISNA MUSTAJAB (1931-1987)
Lahir di Mojokerto, 4 Desember 1931
Krisna Mustajab mengawali perjalanan seninya dari sastra.tahun 1957 mendirikan majalah sastra bahkan Lembaga Seni Sastra,Tulisannyapun bayak tersebar di media masa,baru tahun 1959 mulai pameran lukisan bersama hingga kemudian lebih dikenal sebagai pelukis.Sementara itu bakatnya di bidang sastra tak pupus begitu saja,dengan dibuktikan lewat penerbitan kumpulan sajak "Api Sunyi"disusul dengan terbitan sajaki kedua "Sajak Adalah Sukma Sejati".Sebagai seorang pelukis,Krisna dikenal seringkali merasa tidak puas dengan apa yg dia hasilkan,setiap dia menemukan corak baru,kemudian berubah kecorak lain,selain itu dia juga seorang fotografer.
Bapak 4 orang anak perempua ini juga seorang organisatoris:
- Pendiri Kegiatan Kebudayaan Indonesia (KKI)
- Pengurus Majelis Kebudayaan .
- Pendiri Yayasan Kesenian Surabaya "AKSERA".
- Ketua Dewan kesenian Surabaya.
- Direktur Kebudayaan PPIA.
-Ketua Liga Seniman Seni Rupa Surabaya.
Juga sebagai dosen patung dan ketua jurusan Seni Rupa BKKNI.
R.O.H SUPONO (1937-1991)
Raden Ogeng Heru Supono lahir di surabaya, 14 Juli 1937,pernah mengenyampendidikan Seni Rupa di Surakarta yang ternyata mengukuhkan dirinya sebagai pelukis profesional. Dalam catatan perjalanannya bapak 8 anak ini memang sangat setia dengan profesinya sebagai seorang pelukis.Lukisannya memang laris,namun juga berkuwalitas.Perjalanannya sebagai pelukis sudah tak kepalang tanggung.Pameran bergengsi berulangkali diikuti,termasuk 25 kali pameran tunggal,dia menjadi kebanggaan Surabaya,namun lebih suka disebut sebagai Pelukis Indonesia.
Dia berani membuka galeri di TIM ketika masih "sulit"dan menyeberang ke Bali untuk membangun galeri hingga akhir hayat.
Lelaki yang suka bverpakaian seadanya namun bermobil mewah ini juga pernah menjabat Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Seni Rupa "AKSERA",pada 9 September 1991, biliau wafat.
M.DARYONO (1933-1992)
Lahir di Jakarta ,26 Januari 1933,Daryono adalah sosok pelukis yang Bohemian,pelukis yang sanagat akrap dengan kegetiran manusia. Orang menyebutnya dengan pelukis Realis Ekspressionis,dengan semangat juangnya yg unik bagi sebagian orang,kebanyakan lukisannya menggambarkanmanusia melawan kelaparan,penderitaan,kemiskinan. Tetapi dia tidak mau dikatakan sedang protes sosial, "Saya hanya mau melukis manusia yang hanya menyentuh perasaan saja,manusia dengan memanusiakan manusia". Puluhan lukisannya dari tahun ketahun hanya di beri judu"l Humanika".
Daryono selain sebagai seorang pelukis juga sebagai seorang penulis,kritikus seni,karena latar belakangnya adalah seorang sastrawan, pematung,karya patungnya banyak yg tersebar di sudut kota Surabaya, dan sebagai pelukis dia jarang berpameran tunggal.
Pameran tunggalnya tahun 1987 adalah pameran yang amat langka ,sejak digelar tahun 1973,bahkan dia tidak peduli kemana saja lukisannya berada.
Sebenarnya dia dalah keturunan darah biru,namun dia memang sengaja keluar dari lingkaran itu,dengan hidup sederhana di Perumna Manukan Surabaya,bersama istri dan seorang anaknya.
Pernah menjabat Ketua Lembaga Pengembangan Seni Rupa "AKSERA"Surabaya.
Hanya tiga hari setelah hari ulang tahunnya yang ke 59 th, Daryono menghembuskan nafasnya yang terakhir,ketika sedang menyelesaikan tanggungan belasan lukisan yang sudah dipesan orang.
------Nonot S 09' -----
DISCRIPLINE AND FUNISH
Michel Foucault didalam 'DISCRIPLINE AND PUNISH,'
Situasi pemata-mataan (Surveillance),pengawasan,danperekaman pola-pola pribadi ini oleh pihak lain sebagai panoptikon.
Panoptikon adalah sebuah sistem fisik (arsitektur,kamera,video,kartu ATM,kartu Kredit)yang melalui sistem itu berlangsung sebuah relasi, pengawasan,berupa keterlihatan (Visibility) dan ketidak lihatan (invisibility). Artinya,ada seseorang yang - lewat mekanisme arsitektural,kamera,atau video-dapat melihat atau mengawasi orang lain,akan tetapi ia tidak akan dilihat oleh orang yang dilihat atau diawasi.
Laulu Foucault lalu mengaitkan relasi melihat/dilihat,mengawasi/diawasi,mendata/didata,didalam mekanisme panoptikon ini dalam bingkai relasi kekuasaan,adalah sebuah mekanisme,yang melalui relasi kekuasaan,dilanggengkan,lewat keterawatan permanen(permanent visibility)seseorang(kelompok orang) yang dikuasai. Orang yang mempunyai kekuatan pengawasan permanen pada seseorang,adalah orang yang mempunyai kekuatan untuk mengendalikan orang yang diawasi tersebut.Pengendalian tak terlihat ini,misalnya, berlangsung pada fenomena kartu belanja atau kartu kredit,yang sesungguhnya didalam pola belanja dikendalikan oleh pihak lain.
Pengendalian ruang-ruang pribadi seseorang lewat media panoptikon( mis, kartu kredit)ini menyebabkan seseorang kehilangan ruang-ruang pribadi itu sendiri.Sebagai mana yang dikatakan oleh Oscar H Gandy,fenomena panoptikon didalam berbagai medianya telah menyebabkan matinya ruang privasi.
Berarti orang yang mengunakan media panoptikon,seperti kartu kredi,maka data pribadinya boleh di obok-obok oleh bank yang hanya bermodalkan kepercayaan (trust).akan tetati dalam abad digital ini siapa yang menjamin data pribadi kita ini tidak kan di akses oleh orang lain yang tidak berhak termasuk,money laundry,perampokan,penipuan,pemalsuan ?.---nonot s--
Ditulis sekitar 2 bulan yang lalu · Komentar · Suka / Tidak Suka
Tulis komentar...
SENIMAN DAN KRITIKUS
SENIMAN DAN KRITIKUS
Bagikan
18 Agustus 2009 jam 9:30 | Sunting Catatan | Hapus
Seniman dan kritikus tidak dapat dibentuk,dilatih dan dididik agar diakui statusnya sebagai seniman dan kritikus.Namun,peranlah yang utama,yaitu peran yang menghasilkan karya-karya seni dan karya-karya kritik yang berkualitas yang diharapkan oleh masyarakat.
Apakah seniman memang membutuhkan kritikus untuk membuat karyanya'berbicara'pada masyarakat?tentu tidak selalu.Ada karya yang langsung bisa 'berbicara' pada publiknya atau masyarakat.Tetapi perlu diketahui bahwa pengertian seni itu beragam,sebuah rumusan tentang pengertian seni yang mutlak dan obyektif itu tidak ada,yang ada hanyalah konsep seni. Dan seniman bekerja dan berkarya sesuai dengan konsep seninya sendiri.Sebaliknya, publik seni itu juga memmiliki konsep seni.Disamping itu, seni merupakan pengalaman antara obyek estetik(benda seni) dengan subyek estetik (masyarakat seni).Perlu diketahui setiap benda seni merupakan perwujudan dari pengalaman seni siseniman,maka tak mungkin terjadi pengalaman seni antara subyek dan obyek seni tanpa kesamaan konsep seninya 'Setiap seniman tahu apa yang di ucapkan dalam karya seninya,tetapi dia tidak mampu membicarakan apa yang diketahui. '(Frye).
Gunawan Muhammad juga pernah mengatakan 'Kalau saya dapat mengatakan apa-apa yang akan saya sampaikan melalui sajak-sajak saya,mengapa saya harus menuliskannya kedalam sebuah puisi?'
Dalam senipun ada kwalitas,yg hanya dimengerti melalui pengalaman saja.
Kritikus pun ta kmampu menjelaskan'kwalitas pengalaman estetik',tugasnya hanya menunjukkan dimana kwalitas itu berada dan di sanalah publik dapat mengalaminya sendiri.Dalam karya seni, yg aspek intrinsiknya amat dominan (musik,rupa,puisi) ,peran kritikus untuk menjadi sebuah karya seni 'berbicara' menjadi amat penting.
Meskipun kritikus dapat menjadi 'pendidik 'atau 'penuntun',bagi masyarakat untuk'pengalaman seni',tetapi tafsirannya bukanlah final dan mutlak.
Kritik seni adalah sebuah seni kritik.Kritikus juga 'seniman'pula,hanya dia tidak menghasilkan karya seni,tetapi dia menghasilkan suatu karya tulis atau lisan yang seniman tidak tahu bagian-bagian dari karya ciptanya,yang nantinya bisa diterima masyarakat,dan seniman itu sendiri.
saya selain sebagai seorang pelukis (seniman) juga sebagai pengajar seni budaya dibeberapa sekolah & perguruan tinggi dibidang seni rupa,juga sebagai seorang organisatoris seni budaya,juga sebagai staf ahli dibidang arsitektur,gardening disalah satu perusahaan swasta yang baru berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar